Di jepang, serangga berwajah manusia disebut Jinmen-chu atau Jinmen-mushi. di negara matahari terbitini, tidak seperti di dunia barat, orang-orang telah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan serangga sejak berabad abad, dan bahkan sekarang ada satu bagian tersendiri yang dikhususkan bagi serangga peliharaan di departement store. Untuk masyarakat jepang beberapa spesies serangga seperti Suzumushi( jangkerik bell jepang), atau Kuwagatamushi (kumbang jantan), adalah sangatpenting seperti kucing/anjing bagi orang amerika. bahkan ada pepatah kuno mengatakan "Mushi no shirase ga aru" (sebuah pesan telah dikirimkan oleh serangga), yang melambangkan serangga merupakan pembawapesan penting dari Kami (Dewa,Dewi, Manivestasi kekuatan Tertinggi) dari Shinto (agama nasional Jepang).Baik shinto dan Budhisme (agama terpopuler kedua) mengajarkandoktrin reinkarnasi hidup. Serangga denganwajah manusia dianggap sebagai bukti doktrin religi mereka. Kemunculan serangga berwajah manusia sepertiJimmen-bae (lalat berwajah manusia) dan Jimmen-ari (semut berwajah manusia) dianggap sebagai pesandari Dewa/Dewi dan sering pula dianggap sebagai pertanda bahwa akan terjadi musim paceklik/kelaparan dan perang.
catatan : Lalat rumahan biasa (Musca domestica) hidup berdekatan dengan manusia. lalt inimemiliki siklus hidup yang pendek hanya 18 hari namun subur, pada masa ini lalat betina dapatbertelur hingga 2000 butir. ia memakan seluruh material organic termasuk bahan yang membusuk,dan membawa banyak penyakit kepada manusia melalui kontaminasi makanan. lebih dari 100 pathogendiasosiasikan dengan lalat rumahan yang dapat menimbulkan penyakit pada hewan dan manusia.